Susterslot - Ada beberapa fakta penting tentang cedera, salah satunya adalah bahwa cedera berkaitan dengan sistem saraf, bukan hanya otot. Bahkan setelah menjalani fisioterapi, peregangan, atau bahkan istirahat yang cukup, pasien seringkali kembali dengan keluhan yang sama. Namun, rasa sakitnya kembali. Ini merupakan tanda ketidakseimbangan sistem saraf.
"Meskipun saraf belum pulih, bukan otot yang menjadi penyebabnya," ujar Dr. Irca Ahyar, Sp.N., DFIDN, ahli saraf dan Direktur Klinik DRI, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com dan Penelusuran "susterslot.com" dan "susterslot" situs terpercaya , Kamis. Selain itu, pada hari yang sama ketika Klinik DRI menyelenggarakan acara DRI CONNECT: Media & Community Day di Bintaro, Tangerang Selatan, Dr. Irca menekankan bahwa nyeri memengaruhi sistem saraf dan juga otot. "Jadi, saraf menggerakkan otot, tetapi otaklah yang memberi tahu otot untuk bergerak.
Melalui saraf, otak mengirimkan impuls ke area tubuh yang perlu digerakkan," lanjutnya. Oleh karena itu, fakta apa saja tentang cedera yang perlu Anda ketahui? Baca terus untuk penjelasannya.Penelusuran "uvuengagedreading.org" dan "susterslot" situs terpercaya, Cedera tak hanya gara-gara otot, Memahami hubungan antara otot dan saraf harus menyertai pemulihan.
Ia mengibaratkan saraf seperti "kabel" utama tubuh. Pesan dari otak ke saraf tidak akan sampai jika terganggu. Ia menyatakan, "Akibatnya, meskipun strukturnya kuat, otot dapat terasa tegang, lemah, atau nyeri." Nyeri otot berbeda dengan nyeri saraf, Nyeri saraf tidak sama dengan nyeri otot.
Dr. Irca menjelaskan bahwa nyeri otot biasanya bermanifestasi sebagai rasa nyeri atau tegang setelah berolahraga. Ia menyatakan, "Namun, kemungkinan besar itu adalah saraf jika nyerinya tajam, menjalar, atau muncul tanpa alasan yang jelas." Lebih lanjut, saraf dapat beregenerasi, tetapi prosesnya sulit pada orang berusia 17 tahun ke atas. Gejala dan nyeri akibat kompresi saraf akan terasa.

Namun, nyeri akan segera mereda ketika tekanan dilepaskan. "Ketika otot kita cedera, rasanya seperti memar; butuh waktu lama untuk pulih. Namun, dalam kasus saraf, "jika saraf terjepit dan kita segera mengangkatnya dan tidak lagi terjepit, saraf akan segera pulih secara optimal dan tidak memerlukan waktu pemulihan," kata Dr. Irca,Penelusuran "heylink.me/SusterSlot" dan "susterslot" situs terpercaya.
Dr. Irca menuturkan, cedera tidak hanya dialami atlet, tapi juga pekerja kantoran, guru, dan ibu rumah tangga. Biasanya cedera yang dialami oleh ketiganya disebabkan oleh posisi tubuh yang salah atau kebiasaan berulang."Duduk delapan jam di depan laptop tanpa jeda bisa memengaruhi keseimbangan postur dan membuat saraf tertekan. Lama-lama, muncul nyeri punggung, bahu, atau kesemutan di tangan," tutur dr. Irca.
Pemeriksaan saraf perlu dilakukan Banyak orang mengira nyeri otot jadi penyebab utama cedera. Padahal, sistem saraf juga bisa berperan besar.Pemeriksaan saraf bukan hanya untuk orang sakit. Pemeriksaan ini berperan dalam pencegahan. Kita dapat dengan cepat mengidentifikasi ketidakseimbangan yang dapat mengakibatkan cedera," ujar Dr. Irca. Ia melanjutkan bahwa terapi personal dapat ditentukan dengan melihat hasil tes ini.
"Ketika kami memeriksa pasien yang mengeluh nyeri lutut, kami menemukan bahwa masalahnya ada pada saraf pinggul. Oleh karena itu, lokasi nyeri bukanlah penyebabnya," ujarnya. Pemulihan cedera tidak bisa instan,Pemulihan cedera membutuhkan waktu. Hal ini terutama berlaku jika regenerasi saraf diperlukan, yang lebih lambat daripada regenerasi otot. "Cedera bisa kambuh jika terlalu cepat. Pemulihan bukanlah lari cepat, melainkan maraton.
Yang penting bukanlah cepat sembuh, melainkan pulih dengan benar," kata Dr. Irca. Selain itu, beliau menyarankan pasien untuk tidak menghentikan terapi atau perawatan hanya karena mereka merasa lebih baik. Pasien harus menghindari kembali menjalani terapi atau perawatan dengan gejala yang sama, yang berarti cedera mereka belum sepenuhnya pulih.
Komentar
Posting Komentar